PENGARUH
SOSIAL GEOGRAFIS TERHADAP KEBERAGAMAN BAHASA
Diajukan sebagai salah satu tugas bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Dini Nur Mulyani
12.51.1073
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Penulis
mengucapkan puji serta syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nya ke segenap isi alam. Taklupa juga shalwat serat salam
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, Karena atas rahmat nikmat dan hidayah-Nya
tersebut penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun masih terdapat
kekurangan, hal ini terjadi karena kehilapan penulis sebagai
manusia dengan banyak keterbatasan. Melalui makalah ini, penulis
menyampaikan tentang Pengaruh Sosial
Geografis terhadap kebergaman bahasa. Dimulai dari Pengertian Sosial Geografis,
Pengertian Ragam Bahasa, dan Macam-macam Ragam Bahasa. Dalam penulisan makalah
ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara moril maupun materil dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
terhadap pihak yang telah membantu tersebut semoga bantuan tersebut dibalas
oleh Allah SWT. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhirnya, penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Garut, 04 Januari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sosial geografis......................................................................... 3
B. Pengertian
Ragam Bahasa.......................................................................... 3
C. Macam-macam
Ragam Bahasa................................................................... 3
D. Faktor
Lahirnya Ragam Bahasa.................................................................. 7
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa
adalah salah satu alat komunikasi. Melalaui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari
yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh
dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi.
Salah
satu sifat bahasa adalah universal yaitu bahwa bahasa bukan milik perorangan
atau sekolompok orang tertentu, melainkan milik setiap orang yang
menggunakannya yang menyebabkan terjadinya Ragam Bahasa.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Seiring dengan perkembangan zaman yang
sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga
mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam
standar.
Kegiatan
interaksi sosial oleh masyarakat yang berasal dari berbagai macam daerah dan
kebudayaan bisa menyebabkan terjadinya keragaman atau variasi bahasa. Bahasa
Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas
pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur
harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun
latar belakangnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang, maka penulis
tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai
Pengaruh Sosial Geografis Terhadap Keberagaman Bahasa. Adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan Sosial Geografis?
2. Apa
yang dimaksud dengan Ragam Bahasa?
3. Apa
saja yang menjadi Macam-macam Ragam Bahasa?
4. Apa
yang menjadi faktor terjadinya ragam bahasa?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Sosial
Geografis.
2.
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan Ragam Bahasa.
3.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Macam-macam Ragam Bahasa.
4.
Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor terjadinya ragam
bahasa
BAB
II
ISI
A.
Pengertian
Sosial Geografis
Sosial Geografis
adalah kajian dalam geografi manusia yang menjelaskan mengenai interaksi antara manusia dengan lingkungan sosialnya
yaitu manusia lain maupun kelompok manusia disekelilingnya. Maksudnya bahwa
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer maupun sekunder
pasti akan memanfaatkan lingkungan sekitaranya melalui bahasa.
B.
Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap
sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.
C.
Macam-macam
Ragam Bahasa
1. berdasarkan media
Di dalam bahasa Indonesia disamping
dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam
baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa
kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku,
yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur
bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan
bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku
bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam
yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam
bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan
bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat
pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku
yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik pembicaraan Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi
menjadi dua yaitu Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulis :
a. Ragam Bahasa Lisan
Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.
Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan
dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan
dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung
di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa
lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis,
tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk
tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan
ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa
serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
b.
Ciri-ciri Ragam Bahasa Lisan
1. Memerlukan lawan bicara
2. Tergantung situasi, kondisi, ruang
dan waktu
3. Memerlukan intonasi dan gerakan
tubuh
4. Biasanya berlangsung dengan cepat
5. Kesalahannya dapat langsung
dikoreksi
6. Sering dapat berlangsung tanpa
alat bantu
c.
Kelebihan ragam bahasa
lisan:
1.
Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer
2.
Dapat disesuaikan dengan situasi
3.
Bahasa lisan lebih ekspresif
d.
Kelemahan ragam bahasa
lisan:
1.
Ragam lisan depengaruhi oleh waktu dan kondisi
2. Apa yang dibicarakan belum tentu
dapat dimengerti oleh pendengarnya
Yang
termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan,
berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan
orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang,
karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya
pidato ataupun ceramah.
e. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.[1] Dalam ragam
tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata
bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut
adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya
ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya
ilmiah.
f. Ciri-ciri
Ragam Bahasa Lisan
1. Tidak
memerlukan kehadiran orang lain.
2. Tidak
terikat ruang dan waktu
3. Kosa kata
yang digunakan dipilih secara cermat
4. Pembentukan
kata dilakukan secara sempurna
5. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap
6. Paragraf
dikembangkan secara lengkap dan padu.
7. Berlangsung lambat
8. Memerlukan
alat bantu
g. Kelebihan Ragam Bahasa Lisan
1. Adanya
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide
2. Dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi
3. Tidak terkait dengan kondisi dan
waktu seperti ragam bahasa lisan
h. Kekurangan Ragam Bahasa Lisan
1. Sering
terjadi salah pengertian
2. Perlu pemahaman bagi yang menerima
3. Tidak dapat bertemu secara langsung
2. berdasarkan cara pandang penutur
a.
Ragam
Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek)
Luasnya
pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia
yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia
yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang
Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan
nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa
Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha,
canthik, dll.
b. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa
dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau
sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi,
akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis
juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
3. berdasarkan topik pembicaraan.
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers.
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang
pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau
penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam
bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang
digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam
bidang kedokteran. Maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni.
Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan.
Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra,
kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah
dan lain-lain.
D. FAKTOR LAHIRNYA RAGAM BAHASA
1. Latar
belakang asal daerah pemakaian bahasa
Setiap
daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda yang
menyebabkan keberagaman bahasa seperti penggunaan kata “teh” secara umum
merupakan sejenis minuman yang berasal dari dedaunan hijau, namun bagi orang
sunda kata “teh” hanyalah sebuah kata sambung yang tidak memiliki arti yang
begitu bermakna. Sebagai contoh “Saya teh Rahmi” yang berarti “saya ini Rahmi.”
Dari contoh ini bisa kita lihat bahwa variasi bahasa dapat dilihat dari
keragaman sosial dan keragaman fungsi dari bahasa itu sendiri.
2. Budaya
pemakai bahasa
bahasa
lahir dari budaya, budaya masing-masing daerah yang berbeda melahirkanbahasa
daerah dengan logatnya masing-masing. Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan
budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sam, tetap
terdapat perbedaan dialek di antara mereka. Seperti orang jawa dan orang batak
yang menggunakan b ahasa Indonesia.
3. Situasi
pemakai bahasa
setiap
daerah memilki dataran yang berbeda seperti di daerah pantai, pegunungan yang
biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat dan jelas dengan intonasi
volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat pendudukyang
menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikareanakan lokasinya yang
berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
4.
Faktor pendidikan
5.
Faktor sejarah
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam
konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis. Pada
ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan
(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara
Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada
Pengaruh sosial geografis terhadap keberagaman bahasa
disebabkan karena letak geografis atau budaya suatu daerah yang berbeda, faktor
ilmu pengetahun, faktor sejarah, Situasi pemakai bahasa,
Budaya pemakai bahasa, dan Latar belakang asal daerah pemakaian bahasa
B. SARAN
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita
semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan
mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak menjadikan
hati" dalam memposting karya ilmiah ke internet, banyak pencuri ide :D
BalasHapus